Sabtu, 11 Juli 2009

tiga sifat yang tembul karena beragama.






Tiga Sifat yang Timbul Karena Beragama

muhammadiyah-sragen.org - Islam adalah agama terakhir yang diturunkan Allah dengan segala kesempurnaannya. Ia merupakan kumpulan aturan - aturan hidup manusia yang sempurna. Islam mengatur persoalan kecil sampai hal yang besar,jadi jika manusia mampu melaksanakan apa yang dibawa Islam, niscaya hidupnya akan menjadi lebih bermakna. Beberapa hal yang akan tumbuh dalam jiwa manusia jika ia melaksanakan Islam dengan baik. Hal tersebut adalah:

1. Malu

Rasa malu sangat besar sekali pengaruhnya dalam pergaulan hidup mansua. Dengan adanya rasa malu inilah yang mampu mengekang manusia untuk tidak mengerjakan jahat dan tidak terpuji. Sebaliknya bila rasa malu hilang, maka akan mendorong hawa nafsu untuk selalu mengerjakan perbuatan jahat dan tidak terpuji. Oleh sebab itu Rasulullah mengatakan bahwa rasa malu merupakan bagian dari iman :

“ Rasa malu adalah bagian dari iman, maka tidak ada iman bagi orang yang tidak punya rasa malu.” ( HR Ibnu Hiban)

“ Dari Zaid bin Tholhah berkata, Rasulullah bersabda : “ Sesungguhnya setiap agama itu mempunyai akhlaq dan akhlaq Islam adalah rasa malu.” ( HR Ibnu Majjah)

“ Dari Aisyiyah berkata, Rasulullah SAW bersabda : Wahai Asiyiyah, jika rasa malu itu ada dalam diri seseorang, maka orang itu adalah orang sholeh. Dan jika perbuatan keji itu ada dalam diri seseorang, maka orang itu orang jelek.” ( HR Thabrani )

“ Dari Ibnu Umar berkata, Rasulullah bersabda: Malu dan iman itu dua hal yang selalu berdampingan, maka apabila terangkat salah satu dari keduanya, maka terangkat yang lainnya.” ( HR Hakim)

“ Jika Allah SWT menghendaki suatu kaum hancur, maka Allah SWT menghilangkan darinya rasa malu.” ( HR Ibnu Majjah )

Dari beberapa hadits tersebut di atas mengingatkan kita betapa eratnya hubungan antara rasa malu dengan keimanan dan keislaman seseorang.

2. Kebenaran / Kejujuran

Benar dan jujur merupakan tanda iman dan buah keimanan, karena Islam memerintahkan kepada umatnya untuk senantiasa berlaku benar. Sebaliknya Islam melarang kepada umatnya untuk berlaku dusta, karena dusta merupakan kehinaan dan jauh dari hidayah Allah. Allah berfirman :

“ Hai orang - orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaknya kamu beserta orang - orang yang benar.” (QS At Taubah : 119 )

“ Sesungguhnya Allah SWT tidak memberi petunjuk kepada orang - orang yang berlebihan dan pendusta.” (Al Mukmin : 28)

“ Dari Ibnu Mas’ud Ra, berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Hendaklah kalian jujur, karena kejujuran mengantarkan pada kebaikan dan kebaikan mengantar kepada syurga.” ( HR Muttafaqun ‘alaihi)

“ Dari Ali berkata; Aku menjaga apa yang disampaikan Rasulullah SAW; Tinggalkanlah segala yang meragukanmu kepada hal - hal yang tidak meragukanmu, karena kebenaran itu adalah ketenangan dan kebohongan itu keragu - raguan.” ( HR Tirmidzi)

“ Dari Abu Dzar berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh telah beruntung orang - orang yang telah mengikhlaskan hatinya untuk beriman dan menjadikan hatinya sehat, lisannya benar jiwanya tenang dan istiqomah” (Ibnu Hiban).

3. Amanat ( dapat dipercaya)

Dapat dipercaya adalah sifat ketiga bagi orang yang beragama dalam membangun tatanan hidup, baik di keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara mutlak dibutuhkan orang - orang yang amanat. Maka dalam Islam orang dikatakan tidak beriman jika ia tidak amanah. Karena ciri orang beriman adalah orang yang senantiasa menjaga amanat. Sebagaimana firman Allah SWT dan sabda Nabiyullah Muhammad SAW berikut ini :

“ Mereka selalu menjaga amanat dan memelihara janji - janji yang mereka pikul.” (QS Al Mukminuun : 8 )

“ Sesungguhnya Allah SWT menyuruh kamu semua untuk menyampaikan amanat kepada orang - orang yang berhaq.” ( An Nisa :58)

“ Jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka yang dipercaya itu menunaikan amanatnya. Dan bertaqwalah kepada Allah dan janganlah kamu menyembunyikan kesaksian, barangsiapa menyembunyikannya maka sesungguhnya orang - orang yang berdusta dalam hatinya dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” ( QS Al Baqarah :283)

“ Tidak sempurna iman seseorang yang tidak bersifat amanah dan tidak sempurna agama seseorang yang tidak memenuhi janjinya.” (HR Ahmad)

Rasulullah SAW bersabda : “ Seorang laki - laki bertanya kepada Rasulullah SAW,’ Kapan terjadi hari kiamat? Rasulullah SAW menjawab; Apabila telah hilang sifat amanat maka nantikanlah masa kehancuran. Laki - laki itu bertanya ; “Kapan sifat amanat itu hilang?” Rasulullah SAW menjawab : “Apabila suatu masalah diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.”

[+/-] Selengkapnya...

Minggu, 21 Juni 2009

Lima Belas Bukti Keimanan

Lima Belas Bukti Keimanan

Al-Hakim meriwayatkan Alqamah bin Haris r.a berkata, aku datang kepada Rasulullah s.a.w dengan tujuh orang dari kaumku. Kemudian setelah kami beri salam dan beliau tertarik sehingga beliau bertanya, “Siapakah kamu ini ?”

Jawab kami, “Kami adalah orang beriman.”

Kemudian baginda bertanya, “Setiap perkataan ada buktinya, apakah bukti keimanan kamu ?” Jawab kami, “Buktinya ada lima belas hal/perkara. Lima perkara yang engkau perintahkan kepada kami, lima perkara yang diperintahkan oleh utusanmu kepada kami dan lima perkara yang kami terbiasakan sejak zaman jahiliyyah.”

Tanya Nabi s.a.w, “Apakah lima perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu ?”Jawab mereka, “

  1. Kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah,
  2. percaya kepada Malaikat-Nya,
  3. Kitab-kitab-Nya,
  4. Rasul-rasul-Nya,
  5. percaya kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk.”

Selanjutnya tanya Nabi s.a.w, “Apakah lima perkara yang diperintahkan oleh para utusanku itu ?”

Jawab mereka, “

  1. Kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah,
  2. hendaknya kami mendirikan salat wajib,
  3. mengerjakan puasa di bulan Ramadan,
  4. menunaikan zakat dan
  5. berhaji bila mampu.”

Tanya Nabi s.a.w selanjutnya, “Apakah lima perkara yang kamu masih terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?”

Jawab mereka, “
  1. Bersyukur di waktu senang,
  2. bersabar di waktu kesusahan,
  3. berani di waktu perang,
  4. rida pada waktu kena ujian,
  5. dan tidak merasa gembira dengan sesuatu musibah yang menimpa pada musuh.”

Mendengar ucapan mereka yang amat menarik ini, maka Nabi s.a.w berkata, “Sungguh kamu ini termasuk di dalam kaum yang amat pandai sekali dalam agama maupun dalam tatacara berbicara, hampir saja kamu ini serupa dengan para Nabi dengan segala macam yang kamu katakan tadi.”

Kemudian kata Nabi s.a.w selanjutnya, “Maukah kamu aku tunjukkan kepada perkara amalan yang akan menyempurnakan dari yang kamu punyai?

Janganlah kamu mengumpulkan sesuatu yang tidak akan kamu makan;
janganlah kamu mendirikan rumah yang tidak akan kamu tempati;
janganlah kamu berlomba-lomba dalam sesuatu yang bakal kamu tinggalkan; berusahalah untuk mencari bekal di dalam akhirat nanti.”
Oleh karena itu, mari sama-sama kita menambah amalan-amalan yang dapat menguatkan iman agar kita tidak tergolong di antara orang-orang yang lalai. Senantiasalah kita mendekatkan diri kepada-Nya dengan amalan-amalan yang dapat menambahkan takwa kita, karena takwa dapat membentuk watak seseorang.

[+/-] Selengkapnya...

KRITERIA PEMIMPIN YANG BAIK DAN LAYAK DIPILIH

KRITERIA PEMIMPIN YANG BAIK DAN LAYAK DIPILIH

Tanya : Untuk bekal kami memilih calon pemimpin secara langsung, apa-apa sajakah ktriteria pemimpin yang baik dan layak pilih menurut Islam?

Jawab : Dari kajian syariah Islam, kriteria pemimpin antara lain adalah :

  1. Bersih bersih dari syirik, khurafat, tahayyul serta percaya atau menggantungkan diri kepada selain Allah (jin, setan, dukun, dsb);
  2. Minimal dia seorang muslim yang baik,: mengerjakan salat wajib 5 waktu, Puasa Ramadan, bayar zakat dan, menunaikan ibadah haji bila mampu;
  3. Mampu membaca Alquran;
  4. Berhukum berdasarkan Alquran;
  5. Tahu batas halal dan haram yang bentuknya adalah penerapan dalam diri, keluarga dan lingkungannya;
  6. Tidak pernah mencuri, berzina, minum khamar, berjudi, menipu rakyat, makan uang negara, manipulasi, korupsi, kolusi dan tidak makan uang riba;
  7. Menegakkan selalu amar makruf dan nahi mungkar dalam setiap kesempatan;
  8. Siap menerima teguran / kritikan kapan dan dimana saja;
  9. Tidak menggunakan fasilitas negara untuk masalah yang bersifat pribadi atau pun kepentingan di luar negara secara langsung;
  10. Tidak akan makan atau mengisi perutnya dengan makanan / minuman yang halal lagi baik;
  11. Cinta kepada ilmu pengetahuan;
  12. Bersikap adil kepada semua pemeluk agama dan memberikan jaminan dan hak-hak mereka untuk bisa hidup dengan damai di bawah jaminan dirinya;
  13. Bersikap tegas bila terjadi kecurangan dan pelanggaran antara sesama pemeluk agama;
  14. Tidak memberikan ruang gerak sedikitpun kepada para penjahat, maling, rampok untuk bisa melakukan aksinya;
  15. Memanfaatkan jabatannya ini untuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt, bukan untuk cari kekayaan baik buat diri, keluarga atau kroni.

[+/-] Selengkapnya...