Minggu, 21 Juni 2009

Lima Belas Bukti Keimanan

Lima Belas Bukti Keimanan

Al-Hakim meriwayatkan Alqamah bin Haris r.a berkata, aku datang kepada Rasulullah s.a.w dengan tujuh orang dari kaumku. Kemudian setelah kami beri salam dan beliau tertarik sehingga beliau bertanya, “Siapakah kamu ini ?”

Jawab kami, “Kami adalah orang beriman.”

Kemudian baginda bertanya, “Setiap perkataan ada buktinya, apakah bukti keimanan kamu ?” Jawab kami, “Buktinya ada lima belas hal/perkara. Lima perkara yang engkau perintahkan kepada kami, lima perkara yang diperintahkan oleh utusanmu kepada kami dan lima perkara yang kami terbiasakan sejak zaman jahiliyyah.”

Tanya Nabi s.a.w, “Apakah lima perkara yang aku perintahkan kepada kamu itu ?”Jawab mereka, “

  1. Kamu telah perintahkan kami untuk beriman kepada Allah,
  2. percaya kepada Malaikat-Nya,
  3. Kitab-kitab-Nya,
  4. Rasul-rasul-Nya,
  5. percaya kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk.”

Selanjutnya tanya Nabi s.a.w, “Apakah lima perkara yang diperintahkan oleh para utusanku itu ?”

Jawab mereka, “

  1. Kami diperintahkan oleh para utusanmu untuk bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah,
  2. hendaknya kami mendirikan salat wajib,
  3. mengerjakan puasa di bulan Ramadan,
  4. menunaikan zakat dan
  5. berhaji bila mampu.”

Tanya Nabi s.a.w selanjutnya, “Apakah lima perkara yang kamu masih terbiasakan sejak zaman jahiliyyah ?”

Jawab mereka, “
  1. Bersyukur di waktu senang,
  2. bersabar di waktu kesusahan,
  3. berani di waktu perang,
  4. rida pada waktu kena ujian,
  5. dan tidak merasa gembira dengan sesuatu musibah yang menimpa pada musuh.”

Mendengar ucapan mereka yang amat menarik ini, maka Nabi s.a.w berkata, “Sungguh kamu ini termasuk di dalam kaum yang amat pandai sekali dalam agama maupun dalam tatacara berbicara, hampir saja kamu ini serupa dengan para Nabi dengan segala macam yang kamu katakan tadi.”

Kemudian kata Nabi s.a.w selanjutnya, “Maukah kamu aku tunjukkan kepada perkara amalan yang akan menyempurnakan dari yang kamu punyai?

Janganlah kamu mengumpulkan sesuatu yang tidak akan kamu makan;
janganlah kamu mendirikan rumah yang tidak akan kamu tempati;
janganlah kamu berlomba-lomba dalam sesuatu yang bakal kamu tinggalkan; berusahalah untuk mencari bekal di dalam akhirat nanti.”
Oleh karena itu, mari sama-sama kita menambah amalan-amalan yang dapat menguatkan iman agar kita tidak tergolong di antara orang-orang yang lalai. Senantiasalah kita mendekatkan diri kepada-Nya dengan amalan-amalan yang dapat menambahkan takwa kita, karena takwa dapat membentuk watak seseorang.

[+/-] Selengkapnya...

KRITERIA PEMIMPIN YANG BAIK DAN LAYAK DIPILIH

KRITERIA PEMIMPIN YANG BAIK DAN LAYAK DIPILIH

Tanya : Untuk bekal kami memilih calon pemimpin secara langsung, apa-apa sajakah ktriteria pemimpin yang baik dan layak pilih menurut Islam?

Jawab : Dari kajian syariah Islam, kriteria pemimpin antara lain adalah :

  1. Bersih bersih dari syirik, khurafat, tahayyul serta percaya atau menggantungkan diri kepada selain Allah (jin, setan, dukun, dsb);
  2. Minimal dia seorang muslim yang baik,: mengerjakan salat wajib 5 waktu, Puasa Ramadan, bayar zakat dan, menunaikan ibadah haji bila mampu;
  3. Mampu membaca Alquran;
  4. Berhukum berdasarkan Alquran;
  5. Tahu batas halal dan haram yang bentuknya adalah penerapan dalam diri, keluarga dan lingkungannya;
  6. Tidak pernah mencuri, berzina, minum khamar, berjudi, menipu rakyat, makan uang negara, manipulasi, korupsi, kolusi dan tidak makan uang riba;
  7. Menegakkan selalu amar makruf dan nahi mungkar dalam setiap kesempatan;
  8. Siap menerima teguran / kritikan kapan dan dimana saja;
  9. Tidak menggunakan fasilitas negara untuk masalah yang bersifat pribadi atau pun kepentingan di luar negara secara langsung;
  10. Tidak akan makan atau mengisi perutnya dengan makanan / minuman yang halal lagi baik;
  11. Cinta kepada ilmu pengetahuan;
  12. Bersikap adil kepada semua pemeluk agama dan memberikan jaminan dan hak-hak mereka untuk bisa hidup dengan damai di bawah jaminan dirinya;
  13. Bersikap tegas bila terjadi kecurangan dan pelanggaran antara sesama pemeluk agama;
  14. Tidak memberikan ruang gerak sedikitpun kepada para penjahat, maling, rampok untuk bisa melakukan aksinya;
  15. Memanfaatkan jabatannya ini untuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah swt, bukan untuk cari kekayaan baik buat diri, keluarga atau kroni.

[+/-] Selengkapnya...